Menelusuri Jejak Sejarah Hari Buruh Internasional: Dari Insiden Haymarket ke Monas 1 Mei 2025

BeritaBandungRaya.com – Hari Buruh Internasional atau May Day kembali diperingati secara besar-besaran pada Kamis, 1 Mei 2025. Ribuan buruh memadati Lapangan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan mereka. Namun, di balik keramaian demonstrasi yang menjadi ciri khas peringatan ini, terdapat jejak sejarah panjang yang menjadi alasan kuat mengapa 1 Mei selalu dirayakan sebagai Hari Buruh di berbagai penjuru dunia.

Sejarah Hari Buruh bermula dari tragedi yang terjadi di Amerika Serikat pada abad ke-19. Tepatnya pada tahun 1886, para pekerja di Chicago menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengurangan jam kerja menjadi delapan jam sehari. Aksi ini kemudian memuncak dalam insiden berdarah yang dikenal sebagai Haymarket Affair.

Insiden Haymarket terjadi pada 4 Mei 1886, ketika demonstrasi buruh berubah menjadi kekerasan setelah ledakan bom di Haymarket Square, Chicago, yang menewaskan sejumlah polisi dan pengunjuk rasa. Meski awalnya dianggap sebagai tragedi, peristiwa ini kemudian dikenang sebagai tonggak perjuangan kelas pekerja yang memperjuangkan hak-hak dasar mereka.

Tiga tahun setelah insiden itu, Kongres Buruh Internasional atau Second International yang berkumpul di Paris pada 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional. Tanggal ini dipilih untuk menghormati perjuangan para pekerja dan mengenang keberanian buruh Amerika yang gugur demi keadilan sosial.

BACA JUGA: HARI INI! Peringatan May Day 2025, Ratusan Ribu Buruh Padati Monas, Prabowo Hadir, Tuntutan Menggema hingga ke Gedung DPR

Di Indonesia, peringatan Hari Buruh pertama kali digelar pada 1 Mei 1918 oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee di Semarang, Jawa Tengah. Kala itu, peringatan Hari Buruh belum memiliki status resmi dan hanya diikuti oleh kalangan terbatas.