Menelusuri Jejak Sejarah Hari Buruh Internasional: Dari Insiden Haymarket ke Monas 1 Mei 2025

Namun pada masa Orde Baru, peringatan Hari Buruh di Indonesia sempat dilarang karena dianggap berkonotasi dengan paham komunisme. Baru setelah era Reformasi, tepatnya pada tahun 2013, pemerintah Indonesia menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2013.

Penetapan ini menjadi titik balik penting yang menandai pengakuan negara atas pentingnya peran buruh dalam pembangunan nasional. Sejak itu, setiap tanggal 1 Mei menjadi momentum tahunan bagi pekerja dari berbagai sektor untuk menyuarakan tuntutan, memperjuangkan hak, dan mengingat kembali sejarah perjuangan mereka.

Tahun ini, peringatan Hari Buruh 2025 kembali digelar secara besar-besaran. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menyebutkan bahwa sekitar 200 ribu buruh dari wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat berkumpul di Monas untuk memperingati May Day.

Lebih dari sekadar perayaan, aksi ini menjadi ajang menyampaikan sejumlah tuntutan penting, seperti penghapusan sistem outsourcing, pemberian upah layak, hingga pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) dan RUU Perampasan Aset. Selain itu, pembentukan Satgas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) juga menjadi tuntutan utama.

BACA JUGA: Thunderbolts Jadi Nafas Baru MCU, Raup Rating Tinggi dan Pujian Kritikus

Presiden RI Prabowo Subianto dijadwalkan hadir dan menyampaikan pidato dalam peringatan Hari Buruh di Monas. Jika terealisasi, maka Prabowo menjadi Presiden kedua setelah Soekarno yang menghadiri langsung aksi May Day, sebuah langkah simbolis yang menunjukkan perhatian pemerintah terhadap nasib pekerja.