BeritaBandungRaya.com – Di tengah perdebatan tentang arah bangsa — antara mereka yang yakin “Indonesia baik-baik saja” dan yang merasa sebaliknya — muncul satu pendekatan segar: memahami Indonesia bukan lewat politik atau ekonomi, tapi lewat candi dan sejarah Nusantara.
Pendekatan ini digagas oleh Asisi, penulis sekaligus kreator di balik buku Rahasia Nusantara: Candi Misterius Wangsa Syailendra dan kanal YouTube Asisi Channel.
Dua karya ini sama-sama mengajak publik melihat masa lalu bukan sebagai kisah usang, melainkan cermin identitas dan kebijaksanaan bangsa.
BACA JUGA : Umrah Kini Bisa Didaftarkan Mandiri, Pemerintah Resmikan Aturan Baru
Buku Laris dan Penghargaan Budaya
Buku Rahasia Nusantara yang pertama kali terbit pada 2024 kini telah mencapai cetakan keenam, menandakan antusiasme tinggi terhadap eksplorasi sejarah lokal.
Sementara itu, Asisi Channel — yang menampilkan dokumenter dan penelusuran situs-situs kuno — sukses meraih Anugerah Kebudayaan 2023 dari pemerintah dalam kategori media.
Prestasi ini menegaskan satu hal: di tengah banjir konten hiburan cepat, publik ternyata masih haus akan narasi kebudayaan yang mendalam dan autentik.
Candi sebagai Jendela Filosofi dan Jati Diri
Melalui karya-karyanya, Asisi berupaya mengembalikan candi ke konteks aslinya — bukan sekadar tempat pemujaan atau objek wisata, tapi pusat spiritualitas, ilmu pengetahuan, dan ekspresi budaya.
Dengan gaya narasi yang hangat dan humor ringan bersama tiga punakawan pendampingnya, ia membongkar lapisan makna di balik relief dan arsitektur candi — dari kisah raja dan ratu hingga simbolisme tentang kehidupan dan kematian.
“Candi bukan sekadar batu, tapi arsip jiwa bangsa,” ungkap Asisi dalam salah satu episodenya.










