Baca Juga: 7 Keistimewaan Lailatulqadar: Malam Kemuliaan yang Dinanti Umat Muslim
Mufti Mesir, Syekh Syauqi ‘Allam, juga berpendapat bahwa Ramadan bisa menjadi waktu yang mendukung seseorang masuk surga, mengingat pada bulan ini umat Islam lebih banyak beribadah dan meningkatkan amal saleh. Namun, hal tersebut bukan jaminan pasti.
“Kita berharap bulan ini menjadi tempat diterimanya seseorang oleh Allah dan menjadi faktor yang mendukung harapan. Tidak diragukan lagi, orang yang berpuasa dan berhaji berada dalam kondisi taat. Seseorang yang meninggal dalam ketaatan akan dibangkitkan dalam keadaan tersebut.” (Darul Ifta’ Mesir).
Ramadan Bukan Jaminan Masuk Surga
Fatwa Syekh Nur Ali Salman dari Dairatul Ifta Yordania menegaskan bahwa seseorang dapat masuk surga hanya atas rahmat Allah, yang didasarkan pada amal perbuatannya. Ramadan sendiri bukanlah faktor yang menentukan seseorang masuk surga, tetapi sebagai momen yang penuh peluang untuk memperbanyak amal baik.
Baca Juga: Mengenal Surat Al-Alaq: Wahyu Pertama dan Maknanya dalam Nuzulul Quran
“Masuk surga adalah karena anugerah Allah, dan sebabnya adalah amal saleh. Ramadan memang menjadi musim untuk beramal saleh, tetapi bukan berarti siapa pun yang wafat di bulan ini otomatis masuk surga. Masuk surga tetap bergantung pada amal yang dilakukan.” (Dairatul Ifta Fatwa Nomor 2322).
Meninggal di bulan Ramadan bukanlah jaminan keistimewaan atau kepastian masuk surga. Keutamaan itu lebih bergantung pada amal dan ketakwaan seseorang sepanjang hidupnya. Bulan Ramadan memang penuh berkah, tetapi hanya mereka yang wafat dalam keadaan saleh dan dalam ketaatan kepada Allah yang berpeluang mendapatkan keistimewaan tersebut.
Wallahu a’lam.