Pandu tidak sendirian dalam menghadapi badai yang datang. Ia mendapat dukungan dari ibunya, Indri (Meriam Bellina), yang membantu merawat Olivia saat dirinya sibuk dengan tugas negara. Namun, situasi semakin rumit ketika identitas Pandu terbongkar oleh jaringan teroris. Ia dan Olivia menjadi target balas dendam yang tak bisa dihindari.
Film ini tidak hanya menyuguhkan aksi penyergapan dan strategi antiteror. Lebih dari itu, Sayap-Sayap Patah 2: Olivia adalah kisah kemanusiaan yang menggali perjuangan seorang ayah menjaga satu-satunya harta yang ia miliki: anaknya. Penonton diajak menyelami sisi emosional dan psikologis karakter Pandu yang berada di tengah tekanan moral dan bahaya nyata.
Arya Saloka memberikan performa terbaiknya sebagai Pandu. Ia mengaku menjalani proses yang intens, baik fisik maupun emosional, untuk mendalami peran sebagai anggota Densus 88 sekaligus ayah yang terluka. Interaksinya dengan Myesha Lin sebagai Olivia pun terlihat natural dan menyentuh.
Selain Arya Saloka, film ini juga diperkuat oleh deretan pemain kenamaan seperti Nugie sebagai Sadikin, Bio One sebagai Askar, Aufa Assagaf sebagai Simson, Muhammad Khan sebagai Wabil, Samo Rafael, Givina Lukita, Aji Santosa, dan Norman R. Akyuwen. Kehadiran para aktor ini memberikan warna tersendiri dalam dinamika cerita yang kaya emosi dan ketegangan.
Disutradarai oleh Ferry Pei Irawan dan ditulis oleh Rahabi Mandra bersama Jocelyn Cordelia, Sayap-Sayap Patah 2: Olivia digarap dengan pendekatan sinematik yang lebih dalam. Film ini terinspirasi dari tragedi pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda pada tahun 2016 yang menewaskan seorang balita, menjadi refleksi tentang dampak nyata terorisme terhadap keluarga biasa.