Imam: Ushalli sunnatal khusûfi rak’ataini mustaqbilal qiblati imâman lillâhi ta’âlâ. Allâhu Akbar.
Makmum: Ushalli sunnatal khusûfi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman lillâhi ta’âlâ. Allâhu Akbar.
Sendiri: Ushalli sunnatal khusûfi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillâhi ta’âlâ. Allâhu Akbar.
Tata Cara Sholat Gerhana Bulan
Sholat gerhana dapat dilakukan sendiri, namun lebih utama jika berjamaah di masjid. Berikut urutannya:
– Jamaah dikumpulkan dengan seruan Ash-shalâtu jâmi’ah (“Mari kita sholat berjamaah”).
– Takbiratul ihram dengan niat.
– Membaca doa iftitah, ta’awudz, Al-Fatihah, lalu surat panjang (disunnahkan membaca Al-Baqarah atau setara).
– Rukuk lama.
– Iktidal, lalu membaca Al-Fatihah lagi dan surat panjang yang lebih pendek dari sebelumnya.
– Rukuk kedua, lebih singkat dari rukuk pertama.
– Iktidal, kemudian sujud panjang dua kali.
– Rakaat kedua dilakukan dengan urutan yang sama.
– Duduk tahiyat akhir, salam, lalu berdoa.
Dianjurkan dilanjutkan dengan khutbah singkat berisi nasihat, istighfar, serta ajakan memperbanyak amal.
Doa Setelah Sholat Gerhana
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah. Dengan keduanya, Allah menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Gerhana bukanlah karena kematian seseorang. Jika kalian melihatnya, maka sholatlah dan berdoalah hingga gerhana itu berakhir.” (HR An-Nasa’i).
Salah satu doa yang bisa dibaca adalah: