“Hasil evaluasi dari uji coba ini akan menjadi dasar bagi pengembangan lebih lanjut di tahun 2026,” tambahnya.
Fitur Digital dan Sistem Pembayaran Nontunai
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Rasdian Setiadi mengatakan, pemilihan rute Gunung Batu–Stasiun Bandung dilakukan untuk mengukur respons masyarakat sebelum diterapkan di trayek lain. “Kami ingin melihat sejauh mana penerimaan publik, karena angkot saat ini memang sudah cukup tua. Program ini bagian dari peremajaan dan peningkatan kualitas layanan,” kata Rasdian.
Baca Juga: Miss Universe 2025 Digelar di Thailand pada 21 November, Indonesia Diwakili Sanly Hendrawati
Angkot listrik ini juga dilengkapi sejumlah fitur digital pintar, seperti layar interaktif berisi rute perjalanan, voice assistant yang dapat menyalakan musik sesuai permintaan penumpang, serta sistem pembayaran digital menggunakan QRIS dan kartu uang elektronik. Inovasi ini diharapkan memberikan pengalaman transportasi yang lebih nyaman dan modern bagi warga.
Ketua Kopamas Bandung Budi Kurnia menuturkan, kehadiran Angklung tidak akan menggantikan armada lama, melainkan menjadi bagian dari proses peremajaan angkot. “Ini bukan penghapusan, tapi pembaruan. Nantinya sistem Angklung akan diintegrasikan dengan feeder Bus Rapid Transit (BRT) yang mulai dibangun Januari 2026,” jelasnya.
Menuju Kota Cerdas dan Berkelanjutan
Farhan menegaskan, Pemkot Bandung akan terus mengumpulkan masukan dari masyarakat selama masa uji coba agar pengembangan berikutnya sesuai kebutuhan pengguna.












