BeritaBandungRaya.com – Sebuah penelitian terbaru dari Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) bersama Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) mengungkap temuan serius: pembakaran sampah plastik secara terbuka menjadi penyumbang terbesar mikroplastik di udara Indonesia.
Praktik ini, yang masih umum dilakukan di banyak daerah, kini terbukti tidak hanya mencemari tanah dan air, tetapi juga menghasilkan partikel mikroplastik berbahaya yang terhirup manusia setiap hari.
BACA JUGA : Separuh Bangunan di Bandung Tak Miliki Izin Resmi, Cermin Kelemahan Tata Ruang Kota
Dari Api ke Paru-Paru: Jalur Baru Mikroplastik
Uji laboratorium menunjukkan partikel mikroplastik di udara Indonesia didominasi oleh polyolefin, PTFE, dan polyester — bahan yang biasa ditemukan pada plastik sekali pakai, kabel listrik, dan peralatan rumah tangga.
Partikel ini berukuran mikroskopis, mudah melayang, dan masuk ke sistem pernapasan.
“Pembakaran plastik menghasilkan partikel mikro yang tidak kasat mata, tapi sangat mudah terhirup. Ini bukan hanya soal lingkungan, ini krisis kesehatan publik,” ungkap tim peneliti Ecoton.
Temuan ini sekaligus menegaskan bahwa sumber mikroplastik tidak lagi terbatas di laut atau limbah pakaian sintetis, melainkan juga berasal dari asap pembakaran sampah rumah tangga dan tempat pembuangan terbuka yang terus dibiarkan.
Lemahnya Penegakan Aturan dan Infrastruktur
Direktur Ecoton, Daru Setyorini, menyebut masalah ini sebagai “kegagalan struktural” dalam sistem pengelolaan sampah nasional.






