Perang Thailand vs Kamboja, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

BeritaBandungRaya.com – Aksi saling serang antara Thailand dan Kamboja menunjukkan eskalasi sengketa dua negara bertetangga di Asia Tenggara yang telah berlangsung selama satu abad. Thailand telah menutup wilayah perbatasannya, sementara Kamboja memutuskan hubungan diplomatik dan menuduh Thailand menggunakan kekuatan berlebihan.

Masing-masing negara telah meminta warganya yang tinggal di dekat perbatasan untuk mengungsi. Seorang warga lokal di Provinsi Buriram, Thailand, menggambarkan pertempuran sebagai “sangat serius”, dan tengah menjalani proses evakuasi.

Kamboja, dalam pernyataan terbaru, menyerukan gencatan senjata segera. Thailand belum merespons usulan tersebut secara publik. Pemimpin Thailand sebelumnya memperingatkan bahwa pertempuran ini berpotensi mengarah ke perang terbuka.

BACA JUGA: Kronologi Akar Masalah dan Dampaknya Kenapa Thailand dan Kamboja Perang

Dampak bagi Indonesia

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Pelita Harapan, Wempy Pasaribu, menyebut dampak paling jelas yang mungkin terjadi bagi Indonesia adalah banjir pengungsi, seperti halnya saat Perang Vietnam. Jika itu terjadi, kondisi Indonesia akan makin sulit, mengingat masih adanya persoalan pengungsi Rohingya dan Afghanistan.

Sementara itu, Teuku Rezasyah dari Universitas Padjadjaran memperingatkan ancaman penyelundupan senjata oleh sindikat internasional melalui Indonesia sebagai negara transit. Hal ini bisa berisiko mencoreng nama Indonesia di mata dunia.

Baik Wempy maupun Teuku sepakat bahwa Indonesia harus bersikap netral dan tidak mengeluarkan pernyataan yang bisa dianggap memihak salah satu pihak.

Penyebab Konflik Thailand-Kamboja

Konflik bermula dari sengketa perbatasan yang sudah berlangsung lebih dari 100 tahun, setelah penjajahan Prancis atas Kamboja. Titik panas terbaru dimulai sejak Mei lalu, ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan.

Salah satu sumber utama ketegangan adalah Kuil Preah Vihear, kuil Hindu abad ke-11 yang berada di wilayah sengketa. Kamboja mendaftarkannya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2008, memicu protes dari Thailand.

Selama bertahun-tahun, kedua negara mengalami bentrokan sporadis, dengan korban jiwa dari kalangan militer dan sipil. Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan bilateral memburuk. Kamboja melarang impor barang dan jasa dari Thailand, termasuk listrik dan internet. Kedua negara juga memperkuat kehadiran militer di perbatasan.

Sejarah Ketegangan Thailand-Kamboja

1958 & 1961: Kamboja mengakhiri hubungan diplomatik dengan Thailand.

2003: Kerusuhan menyerang Kedutaan Thailand di Phnom Penh, Thailand mengevakuasi warganya dan mengusir diplomat Kamboja.

2008–2011: Bentrokan bersenjata terjadi di wilayah Kuil Preah Vihear.

2009: Thailand menurunkan hubungan diplomatik karena dukungan Kamboja terhadap mantan PM Thaksin Shinawatra.