BeritaBandungRaya.com – Fenomena mistis Pesugihan Sate Gagak yang sempat ramai dibicarakan di media sosial, khususnya aplikasi X (dulu Twitter), kini mendapat sentuhan baru dalam dunia perfilman. Ritual yang diyakini sebagai jalan pintas untuk meraih kekayaan itu diangkat ke layar lebar oleh Cahaya Pictures dalam film berjudul “Pesugihan Sate Gagak”. Menariknya, kisah kelam yang lekat dengan dunia mistik justru dikemas dengan pendekatan komedi absurd.
Ritual Pesugihan Sate Gagak sendiri sudah lama dikenal dalam tradisi Jawa, meski tidak setenar pesugihan Gunung Kawi atau Babi Ngepet. Dalam praktiknya, pelaku mempersembahkan sate yang terbuat dari daging burung gagak kepada makhluk gaib. Prosesi dilakukan di tempat-tempat angker seperti kuburan tua atau hutan keramat, pada malam tertentu seperti Jumat Kliwon atau 1 Suro. Yang menyeramkan, pembeli sate itu diyakini bukan manusia, melainkan sosok gaib seperti Genderuwo atau Kuntilanak, yang ‘membayar’ dengan kekayaan sesuai permintaan pelaku.
Fenomena ini pernah jadi sorotan serius ketika Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, berhasil menggagalkan penyelundupan 51 ekor gagak hitam pada 2023. Burung-burung itu diduga akan digunakan dalam ritual pesugihan. Sejak itu, kisah tentang sate gagak makin ramai diperbincangkan, bahkan viral di media sosial.
Terinspirasi dari absurditas kisah tersebut, sutradara Dono Pradana bersama Etienne Caesar menggarap film Pesugihan Sate Gagak. Alih-alih tampil mencekam, film ini menyuguhkan komedi klenik penuh kejenakaan. “Hidup itu absurd. Kadang hal-hal paling gelap justru bisa bikin kita tertawa. Kalau film horor lain bertabur artis papan atas, film ini justru bertabur hantu-hantu papan atas se-Indonesia,” ungkap Dono Pradana.
