Sementara itu, Fajar Noor tampil sebagai dark horse. Suaranya yang khas dan wajahnya yang meneduhkan membuat ia digandrungi banyak pemirsa. Fajar unggul dalam lagu-lagu pop dan R&B dengan nuansa romantis. Ia kerap memikat juri lewat kelembutan dan kontrol vokalnya yang stabil.
Dari segi media sosial, Shabrina dan Mesa terlihat mendominasi dalam jumlah followers dan engagement. Namun, Vanessa dan Fajar unggul dalam interaksi yang lebih personal dengan fans. Masing-masing finalis punya kekuatan fanbase yang bisa sangat menentukan hasil akhir lewat voting.
Juri Indonesian Idol sendiri sering memberikan pujian tinggi untuk Shabrina. David Bayu menyebutnya sebagai “paket lengkap”, sementara Judika menyebutnya sebagai “vokal terbaik musim ini.” Di sisi lain, BCL memuji Vanessa sebagai “penggugah jiwa” dan Rossa menilai Mesa sebagai “seniman panggung sejati.”
Jika ditilik dari tren kemenangan Indonesian Idol sebelumnya, kualitas vokal dan popularitas menjadi dua faktor penentu utama. Tapi musim ini menghadirkan sesuatu yang berbeda: nilai artistik dan keberanian bereksperimen tampak lebih dihargai dibanding hanya sekadar stabil dalam bernyanyi.
BACA JUGA: Tersingkirnya Anggie Carvalho di Babak Top 5, Ini Daftar 4 Besar Indonesian Idol 2025
Para pengamat musik seperti Adib Hidayat dan Indra Bekti juga sempat menyampaikan prediksi mereka lewat media sosial. Adib menyebut Vanessa sebagai “hidden gem” musim ini, sedangkan Indra memfavoritkan Mesa karena kemampuannya menciptakan momen-momen ikonik.