“Kami main di rumah sendiri. Stadion akan penuh, dan itu memberi semangat tambahan. Persib tim kuat, tapi kami juga siap bertarung,” katanya.
Dengan posisi ke-11 klasemen, Persita relatif aman dari ancaman degradasi. Namun kemenangan atas Persib bisa memberi suntikan moral besar untuk menutup musim dengan kepala tegak.
Dari kubu Persib, Tyronne del Pino tetap menunjukkan ambisi pribadi. Ia akan mencatatkan penampilan ke-30 musim ini dan bertekad menambah pundi-pundi golnya yang kini berjumlah 16.
“Setiap pertandingan penting, terlepas dari siapa yang main. Kami ingin akhiri musim ini dengan kemenangan,” kata Del Pino.
Del Pino mengaku bahwa atmosfer latihan tetap intens. Menurutnya, konsistensi dan semangat kompetitif adalah ciri khas tim juara seperti Persib.
“Kami tidak ingin kehilangan momentum. Kami harus menjaga kebiasaan menang hingga laga terakhir,” tambahnya.
Mateo Kocijan pun menyuarakan semangat yang sama. Bagi gelandang asal Eropa Timur itu, menjadi juara bukan alasan untuk menurunkan performa.
“Kami ingin merayakan gelar ini dengan cara terbaik—yaitu meraih kemenangan di setiap laga sisa,” ujarnya.
Hodak sendiri melihat dua laga sisa sebagai kesempatan emas untuk membangun kedalaman tim. Ia ingin pemain muda tampil percaya diri dan mendapat pengalaman berharga.
“Sekarang waktunya kami menilai siapa yang bisa melangkah lebih jauh musim depan. Laga ini bukan akhir, tapi awal proses baru,” ucap Hodak.
Dengan segala keterbatasan, laga kontra Persita menjadi panggung pembuktian bagi pemain muda Persib. Di sisi lain, ini adalah ajang kehormatan terakhir Persita untuk menjegal sang juara di depan publik sendiri.
BACA JUGA: SPMB Gantikan PPDB, Ada Tes Masuk Jalur Prestasi SMA di Jawa Barat Mulai 2025
Meski bukan laga penentu gelar, atmosfer pertandingan dipastikan tetap panas. Laga ini adalah tentang semangat, kebanggaan, dan kehormatan dua tim yang ingin menutup musim dengan cerita manis.***