Tragedi ini menjadi pengingat bahwa bullying bukan sekadar candaan, melainkan bentuk kekerasan psikologis yang dapat merenggut nyawa. Dunia pendidikan seharusnya menjadi ruang aman bagi mahasiswa untuk tumbuh, belajar, dan mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi.
Kisah Timothy Anugerah Saputra bukan hanya cerita tentang kehilangan, tetapi juga panggilan bagi seluruh pihak untuk menciptakan kampus yang lebih manusiawi — tempat di mana empati dan kemanusiaan menjadi nilai utama.***