Dampak AI dan Wall Street ke Pasar Kripto
Selain faktor internal kripto seperti ETF dan aktivitas perdagangan di bursa utama, sentimen pasar terhadap industri kecerdasan buatan (AI) diperkirakan turut memengaruhi arah kripto di 2026.
Sepanjang 2025, saham teknologi melonjak seiring ekspansi agresif perusahaan hyperscaler yang menggelontorkan dana besar untuk pembangunan pusat data, komputasi awan, GPU, hingga infrastruktur energi.
Namun memasuki 2026, investor mulai menuntut pembuktian bahwa investasi besar tersebut mampu dimonetisasi atau setidaknya dibiayai oleh arus kas internal. Pada paruh kedua 2025, saham perusahaan teknologi seperti Oracle, Meta, dan Nvidia sempat terkoreksi ketika kekhawatiran terhadap arus kas bebas muncul.
Jika tekanan serupa kembali terjadi pada sektor AI dan komputasi berintensitas modal tinggi, gejolak di Wall Street berpotensi merembet ke pasar kripto sebagai aset berisiko.
Clarity Act dan Harapan Reli Altcoin
Salah satu katalis positif yang dinantikan pelaku pasar pada awal 2026 adalah peluang disahkannya Clarity Act di Amerika Serikat. Regulasi ini sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan, namun jika lolos, dinilai akan memberikan kepastian hukum yang sangat dibutuhkan industri kripto.
Clarity Act bertujuan memperjelas pembagian kewenangan antara SEC dan CFTC, memperkuat perlindungan konsumen, serta membuka ruang inovasi bagi sektor fintech dan blockchain.
Aturan yang lebih jelas juga diharapkan mendorong perusahaan kripto yang sebelumnya memindahkan kantor pusat ke luar negeri untuk kembali beroperasi di AS. Sentimen ini dinilai positif bagi altcoin, DeFi, dan aset kripto berkapitalisasi besar.











