“Pagi ini ada 21 pasien yang datang dengan gejala keracunan, dan 19 di antaranya masih dirawat. Kondisinya sudah jauh membaik, sebagian besar mengalami gangguan pencernaan ringan,” ujarnya.
Hidayat menuturkan, gejala mulai dirasakan para siswa beberapa jam setelah menyantap menu MBG di sekolah. Gelombang pasien datang ke RSUD Lembang sejak sore hingga malam hari. “Awalnya kami siapkan enam tempat tidur, tapi karena pasien terus berdatangan, kami tambah hingga 24 bed,” katanya.
BGN Turunkan Tim Investigasi
Menanggapi kejadian ini, Badan Gizi Nasional (BGN) menurunkan tim khusus untuk menginvestigasi penyebab pasti kasus keracunan dan menyiapkan langkah mitigasi. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan tim tengah bekerja untuk mengkaji faktor penyebab serta mencegah kasus serupa terulang.
Baca Juga: Panduan Lengkap Penukaran Tiket Blackpink Jakarta 2025: Jadwal, Lokasi, dan Barang yang Dilarang
“Kami sudah menurunkan tim ke Kabupaten Bandung Barat untuk mengidentifikasi penyebab dan menyiapkan langkah antisipasi ke depan,” ujar Dadan.
Bukan Kasus Pertama
Peristiwa di Desa Cibodas menambah daftar panjang kasus keracunan MBG di Bandung Barat. Dalam dua bulan terakhir, tercatat enam kejadian serupa terjadi di lima kecamatan, yakni Cipongkor, Cihampelas, Cisarua, Padalarang, dan Lembang. Bahkan pada September lalu, Pemkab Bandung Barat sempat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah lebih dari 1.000 siswa mengalami keracunan massal.
Kepala Desa Cibodas, Dindin Sukaya, mengungkapkan sebagian besar siswa yang terdampak berasal dari SD Negeri 4 Cibodas, SMK Putra Nasional Cibodas, dan SMP Negeri 4 Lembang. “Hingga pukul 10 malam kemarin, ada sekitar 115 siswa yang diduga keracunan. Sebagian besar dari SD 4 Cibodas,” katanya.








