Saham Teknologi Wall Street Tertekan, Oracle Jadi Pemberat Nasdaq

BeritaBandungRaya.com – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan yang berakhir Kamis dini hari waktu Indonesia, 18 Desember 2025, seiring tekanan kuat pada saham sektor teknologi. Pelemahan ini dipicu aksi jual terhadap saham Oracle, yang menyeret indeks-indeks utama Wall Street ke zona merah.

Indeks Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, tercatat turun tajam 1,8 persen ke level 22.693,32. Sementara itu, S&P 500 melemah 1,2 persen menjadi 6.721,43, dan Dow Jones Industrial Average turun 0,5 persen ke posisi 47.885,97.

BACA JUGA: Telkomsel bersama ITB Resmikan AI Innovation Hub Pertama di Indonesia, Dorong Akselerasi Talenta dan Inovasi Ekosistem AI Nasional

Oracle Tertekan Isu Proyek Data Center

Tekanan terbesar datang dari saham Oracle (ORCL) yang anjlok 5,4 persen. Penurunan ini terjadi setelah laporan Financial Times menyebutkan bahwa Blue Owl Capital, mitra pusat data terbesar Oracle, tidak akan mendukung rencana investasi senilai 10 miliar dolar AS untuk fasilitas pusat data baru di Michigan.

Meski Oracle kemudian menegaskan bahwa proyek tersebut masih berjalan sesuai rencana, sentimen negatif terlanjur menekan pergerakan saham perusahaan yang selama ini dipandang sebagai salah satu pemain utama di sektor kecerdasan buatan.

Saham AI dan Semikonduktor Ikut Terseret

Pelemahan tidak hanya menimpa Oracle. Saham-saham teknologi besar lainnya juga bergerak turun, termasuk Nvidia, Broadcom, dan Advanced Micro Devices, yang masing-masing mencatatkan penurunan signifikan.

Secara sektoral, saham semikonduktor menjadi yang terburuk pada perdagangan kali ini. Philadelphia Semiconductor Index anjlok 3,8 persen, mencerminkan tekanan luas di sektor chip.

Kinerja lemah juga terlihat pada saham perangkat keras komputer. NYSE Arca Computer Hardware Index tercatat turun 3,1 persen, mempertegas sentimen negatif terhadap saham teknologi berbasis perangkat keras.