Semarang Contemporary Art Gallery, Wajah Baru Seni di Jantung Kota Lama

BeritaBandungRaya.com – Kawasan Kota Lama Semarang, yang kerap dijuluki Little Netherlands karena nuansa arsitektur kolonialnya, kini punya daya tarik baru bagi para pecinta seni dan wisatawan urban. Sebuah ruang pamer bergaya kontemporer bernama Semarang Contemporary Art Gallery resmi menjadi salah satu ikon baru destinasi wisata budaya di kota ini.

BACA JUGA : Separuh Kampung Wisata di Kota Jogja Tak Aktif, Pemkot Dorong Revitalisasi dan Promosi Potensi Lokal

Galeri yang mengusung konsep minimalis dengan sentuhan arsitektur Spanish Colonial ini dibuka untuk publik setiap Selasa hingga Minggu pukul 10.00–16.30 WIB, dengan tiket masuk Rp 20.000 per orang. Tempat ini bukan sekadar galeri seni, tetapi juga ruang interaksi bagi seniman dan pengunjung untuk menikmati perkembangan seni rupa modern Indonesia dalam suasana yang berkelas dan historis.

Dari Pabrik Sirup Menjadi Ruang Seni

Menurut staf galeri, Aldo Hariyanto, bangunan yang kini menjadi Semarang Contemporary Art Gallery memiliki sejarah panjang sebelum menjadi pusat kegiatan seni.

“Tempat ini awalnya merupakan pabrik sirup Fres. Pada tahun 2007 dibeli oleh Chris Darmawan, lalu direnovasi total dan diresmikan sebagai galeri seni pada 2008,” ungkap Aldo, dikutip dari wawancaranya bersama RRI, Minggu (20/11/2022).

Sejak diresmikan, galeri ini menjadi wadah bagi seniman Indonesia untuk menampilkan karya terbaik mereka, mulai dari lukisan, instalasi, hingga media campuran. Agar selalu segar dan dinamis, pameran diperbarui setiap dua bulan sekali, lengkap dengan perubahan tata letak yang dirancang khusus untuk menjaga keseimbangan estetika ruangan.

“Kami ingin pengunjung selalu mendapatkan pengalaman baru setiap kali datang. Karena itu, karya dan penataannya selalu kami ubah secara berkala,” tambah Aldo.