BeritaBandungRaya.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyoroti kondisi sebagian besar kampung wisata di wilayahnya yang kini tidak lagi aktif. Dari total 27 kampung wisata yang terdaftar, sekitar setengahnya belum menunjukkan aktivitas wisata yang signifikan.
Menanggapi hal tersebut, Pemkot Jogja berkomitmen untuk melakukan langkah revitalisasi melalui penguatan promosi, kolaborasi lintas sektor, dan pendampingan pengelolaan potensi lokal agar kampung wisata kembali hidup sebagai destinasi berbasis masyarakat.
BACA JUGA : Menemukan Indonesia Lewat Batu dan Cerita: Jejak Asisi di Candi Nusantara
Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Patricia Heni Dian Anitasari, menilai setiap kampung wisata di Kota Jogja sejatinya memiliki keunikan dan karakter khas yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. Namun, potensi tersebut belum diolah secara optimal.
“Setiap kampung wisata punya ciri khas dan keunggulan masing-masing. Tantangannya ada pada bagaimana potensi itu dikembangkan dan dipromosikan agar dikenal dan dinikmati wisatawan,” ujarnya, Sabtu (25/10/2025).
Dorong Kolaborasi dan Pendampingan Komunitas
Sebagai langkah konkret, Pemkot Jogja mendorong sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat lokal. Melalui kolaborasi ini, setiap kampung wisata akan mendapatkan pendampingan untuk mengidentifikasi potensi unggulan serta mengelola kegiatan wisata yang berkelanjutan.
Heni menyebut kerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), asosiasi pemandu wisata, hingga institusi pendidikan akan difokuskan pada penguatan kapasitas masyarakat dalam manajemen atraksi, promosi digital, hingga pengelolaan wisata berbasis komunitas.
“Pendampingan ini penting agar masyarakat di kampung wisata bisa kembali aktif dan mandiri. Kami ingin setiap kampung punya kegiatan wisata rutin sesuai potensi lokalnya, baik seni, kerajinan, maupun kuliner,” jelasnya.
