Citadel Pacific Limited sendiri bukan nama baru di industri energi. Perusahaan milik keluarga Delgado asal Filipina ini dikenal memiliki portofolio luas, mulai dari distribusi energi, telekomunikasi, hingga sektor properti di berbagai wilayah Asia Pasifik, seperti Hong Kong, Guam, dan Makau. Sementara itu, Sefas Group telah lama menjadi mitra strategis Shell dan dikenal sebagai distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia sejak 1997.
Mengenai kelanjutan investasi Shell di Indonesia, Susi menegaskan bahwa bisnis pelumas tetap menjadi fokus utama. “Kami masih mengoperasikan pabrik pelumas berkapasitas 300 juta liter per tahun dan sedang membangun fasilitas produksi gemuk di Marunda,” ungkapnya. Selain itu, Terminal BBM Shell di Gresik juga akan terus beroperasi.
Susi menambahkan, proses pengalihan kepemilikan SPBU ini ditargetkan selesai pada tahun 2026. Selama masa transisi, operasional SPBU Shell tetap akan berjalan normal di bawah supervisi Shell Indonesia, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip keselamatan dan keandalan operasional.
Keputusan ini mencerminkan arah baru Shell yang lebih selektif dalam berinvestasi di sektor hilir dan menyesuaikan diri dengan dinamika pasar energi global. “Langkah ini menunjukkan fokus Shell terhadap efisiensi dan nilai jangka panjang,” pungkas Susi.
Dengan pengalihan ini, Shell Indonesia tetap menjadi pemain penting dalam industri energi nasional melalui distribusi pelumas, inovasi energi bersih, dan penguatan infrastruktur logistik. Kehadiran merek Shell di SPBU tetap terjaga, dan pelanggan pun tak perlu khawatir mengenai kualitas layanan maupun produk BBM yang ditawarkan.***