Totos Rasiti sebagai Ustadz Samir
Annisa Hertami sebagai Ustadzah Ratih
Pritt Timothy sebagai Kyai Ahmad
Sapta Taliwang sebagai Ustadz Rohim
Fairuz Adzhofir sebagai Ustadz Yanuar
Oce Permatasari sebagai Bi Yati
Iyang Darmawan sebagai Ustadz Sobo
BACA JUGA: DANA Kaget 7 Mei 2025: Fitur Amplop Digital Berhadiah Saldo Ratusan Ribu, Ini Cara Aman Klaimnya
Selain horor dan teror fisik, film ini juga menyentuh sisi psikologis melalui trauma mendalam yang dialami para tokohnya, khususnya Satrio yang berusaha bertahan hidup di tengah kekacauan dan ketakutan yang tak berkesudahan.
Cerita ini tidak hanya menyajikan unsur supranatural, tetapi juga kritik sosial terhadap bagaimana masyarakat bisa tersulut oleh isu tanpa dasar dan betapa fitnah dapat membawa bencana besar. Unsur budaya lokal, kepercayaan terhadap praktik santet, serta kehidupan pesantren memberikan lapisan naratif yang kuat dan otentik.
Dengan balutan sinematografi mencekam dan penggarapan yang intens, Pembantaian Dukun Santet menghadirkan pengalaman menonton yang menggedor emosi. Film ini bukan sekadar horor, tapi juga pengingat atas bahaya stigma dan kekerasan massal akibat hoaks serta ketakutan kolektif yang tidak rasional.
Kisah nyata pembantaian dukun santet di Banyuwangi memang menyisakan luka sejarah, namun lewat film ini, peristiwa tersebut dihadirkan kembali sebagai pelajaran agar peristiwa serupa tidak terulang.
Untuk penikmat film horor berbasis kisah nyata, Pembantaian Dukun Santet adalah tontonan wajib. Jangan lewatkan penayangannya di seluruh jaringan bioskop Indonesia mulai 8 Mei 2025.