BeritaBandungRaya.com – Film horor lokal Pabrik Gula kembali mencuri perhatian publik. Setelah sukses besar dengan versi reguler, kini versi “uncut” mulai tayang terbatas di sejumlah bioskop Indonesia. Dengan tambahan durasi dan adegan yang lebih intens, Pabrik Gula Uncut menyuguhkan sisi gelap cerita yang sebelumnya tersembunyi.
Tak hanya soal panjang film yang bertambah satu menit, tetapi juga pengalaman menonton yang disebut lebih mencekam dan berani—membuat versi ini mendapat rating khusus 21+.
Cerita Lama dengan Rasa Baru
Seperti versi reguler, Pabrik Gula Uncut masih mengisahkan sekelompok pemuda dan warga desa yang direkrut menjadi pekerja musiman di sebuah pabrik pengolahan tebu. Di balik rutinitas yang tampak biasa, tersimpan misteri kelam yang perlahan terkuak.
Karakter Endah (Ersya Aurelia) dan Jaka (Arbani Yasiz) menjadi pusat cerita dalam atmosfer kerja yang penuh tekanan. Namun teror sejati dimulai saat gangguan tak kasat mata mulai bermunculan—dari yang samar, hingga yang benar-benar menyerang secara fisik dan psikis.
Pabrik tersebut ternyata berdiri di atas tanah yang diyakini sebagai bagian dari kerajaan gaib. Kehadiran manusia dianggap mengusik ketenangan, hingga makhluk halus menuntut “kompensasi” berupa nyawa.
Baca Juga: Ngidam Batagor? Ini 10 Spot Legendaris & Lezat di Bandung
Apa Bedanya dengan Versi Reguler?
Dengan durasi total 2 jam 13 menit, versi uncut menampilkan adegan-adegan yang sebelumnya dipotong dari versi reguler. Beberapa di antaranya dianggap terlalu vulgar, sadis, atau menyeramkan untuk tayangan umum.
Selain menawarkan cerita yang sama secara garis besar, Pabrik Gula Uncut menyuguhkan narasi yang lebih lengkap dan emosi yang lebih pekat. Intensitas horornya juga meningkat—baik secara visual maupun psikologis.
Perbedaan rating juga menjadi catatan penting. Jika versi reguler diberi label 17+, maka versi uncut hanya diperuntukkan bagi penonton usia 21 tahun ke atas. Tayangnya pun terbatas, hanya di bioskop tertentu dengan jam tayang khusus.