BeritaBandungRaya.com – Berbeda dari versi animasi klasik Snow White and The Seven Dwarfs (1937), film ini menghadirkan interpretasi baru yang lebih modern. Dibintangi Rachel Zegler sebagai Snow White dan Gal Gadot sebagai Evil Queen, film ini mengisahkan perjalanan Snow White dalam menemukan jati dirinya.
Setelah kehilangan ayahnya, sang putri muda harus menghadapi kejahatan ibu tirinya yang haus akan kekuasaan. Namun, Snow White kali ini bukan sekadar menunggu diselamatkan oleh pangeran. Ia bertekad menjadi pemimpin yang kuat demi mengembalikan kejayaan kerajaannya. Dalam perjalanannya, Snow White bertemu dengan kelompok karakter unik yang membantunya memahami arti kepemimpinan dan keberanian. Sementara itu, Evil Queen semakin berbahaya dan tak segan menggunakan sihir gelap demi mempertahankan tahtanya.
Baca Juga: Kontroversi Panas di Balik Film Live Action Snow White (2025)
Film ini menjanjikan visual spektakuler dengan efek CGI canggih serta aransemen baru dari lagu-lagu ikoniknya. Namun, perubahan besar dalam alur cerita ini justru menjadi salah satu pemicu utama kontroversi.
Snow White Tanpa Pangeran? Perubahan Cerita yang Bikin Heboh
Salah satu faktor yang paling banyak diperdebatkan adalah alur cerita yang berbeda drastis dari film animasi klasik. Rachel Zegler sempat menyatakan dalam wawancaranya dengan New York Post (2022) bahwa versi baru ini tidak akan berkisah tentang Snow White yang menunggu pangeran atau bermimpi tentang cinta sejati. Sebaliknya, ia digambarkan sebagai sosok independen yang berambisi menjadi pemimpin seperti pesan ayahnya.