BeritaBandungRaya.com – Setelah bertahun-tahun bereksperimen dengan pop, house, dan suara eksperimental, Skrillex akhirnya kembali ke akar musik yang membesarkan namanya.
Bersama produser muda ISOxo, ia merilis single terbaru bertajuk “Fuze”, karya eksplosif yang menandai kebangkitan kembali suara brostep — gaya keras dan hiperaktif yang dulu mendefinisikan era keemasan EDM awal 2010-an.
Dirilis melalui label legendaris OWSLA, “Fuze” bukan sekadar lagu, tapi sebuah pernyataan artistik: Skrillex belum kehilangan taring, dan bass-nya masih bisa mengguncang dunia.
BACA JUGA : Slipknot Gugat Pemilik Domain Slipknot.com, Tuduh Eksploitasi Nama Band untuk Keuntungan Ilegal
Ledakan yang Dimulai dari Keheningan
“Fuze” dibuka dengan piano lembut bernuansa balada, menghadirkan momen reflektif yang nyaris sentimental — sebelum ketenangan itu dihancurkan total oleh drop brutal khas Skrillex.
Distorsi bass yang menggigit dan ritme glitchy langsung mengingatkan pada masa-masa “Scary Monsters and Nice Sprites”, tapi dengan polesan modern dari ISOxo yang membawa energi baru ala generasi post-dubstep.
Kolaborasi ini terasa seperti dialog dua generasi: sang pionir yang menciptakan genre, dan penerusnya yang menyalakan ulang api itu untuk era festival modern. Hasilnya? Suara yang mentah, agresif, tapi juga penuh perasaan.
Debut Panas di Niteharts Festival
“Fuze” pertama kali diperkenalkan di Niteharts Festival, acara debut milik ISOxo dan Knock2 di San Diego, 11–12 Oktober lalu.
Penampilan b2b Skrillex x ISOxo langsung jadi momen paling viral di komunitas EDM — klip dari set mereka membanjiri media sosial dalam hitungan jam.
Bagi banyak penggemar, itu bukan cuma performa, tapi pengumuman bahwa brostep kembali hidup.






