BeritaBandungRaya.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat memasang target ambisius untuk mempercepat perbaikan kualitas kesehatan masyarakat. Tak tanggung-tanggung, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menargetkan prevalensi stunting ditekan hingga menyentuh angka 4 persen, jauh lebih rendah dari standar nasional yang masih berada di kisaran 19,8 persen.
Tak hanya itu, angka kematian ibu dan bayi juga ditargetkan turun drastis. Saat ini, Jawa Barat masih menyumbang 17 persen dari total angka kematian ibu secara nasional. Dengan beban populasi yang besar, upaya penanganan masalah kesehatan di Jabar menjadi sorotan pemerintah pusat.
Dalam agenda Kick Off Intervensi Pencegahan Kematian Ibu dan Bayi yang digelar di RSUP Hasan Sadikin, Bandung, Selasa (10/6), Gubernur yang akrab disapa KDM itu menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan insentif khusus bagi tenaga kesehatan yang berhasil menurunkan angka kematian dan stunting di wilayahnya. “Jika desanya nol stunting dan nol kematian bayi, kepala desa dan PKK-nya akan kami beri bonus. Ini akan jadi program prioritas,” tegas KDM.
BACA JUGA: Pizza Hut Indonesia Berbagi Kebaikan: Donasi Hewan Kurban Bersama Lazismu
Gubernur menilai, langkah pertama untuk membangun generasi berkualitas adalah dengan memastikan kondisi kesehatan masyarakat sejak dini. “Kalau sehat pikirannya, sehat hatinya, nanti insyaallah jadi orang baik, pintar, dan kreatif,” ujarnya dalam bahasa Sunda.
Gerakan besar ini turut melibatkan Tim Penggerak PKK Jawa Barat. Ketua TP PKK Jabar, dr. Siska Gerfianti, menyambut baik kepercayaan yang diberikan pemerintah. Ia menegaskan, PKK siap turun langsung mendampingi masyarakat hingga ke tingkat keluarga. “Ini amanah yang harus kami respon dengan cepat dan terukur. PKK siap bersinergi penuh untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin turut hadir memberikan apresiasi atas langkah konkret Jawa Barat. Ia menyebut, sedikit daerah yang berani terbuka menyatakan persoalan dan langsung bergerak melakukan intervensi. “Kalau Jabar bisa di bawah 10 persen, pasti nasional bisa lebih rendah. Kita mulai pilot project-nya di Bogor, Bandung, dan Garut, nanti kita evaluasi tiga bulan ke depan,” terang Budi.