Keluarga Sakinah: Keadilan, Kasih Sayang, dan Moderasi
Lebih jauh, Zayadi menuturkan bahwa karakteristik keluarga sakinah dibangun atas perkawinan yang sah dan tercatat, serta dilandasi prinsip nondiskriminasi dan nonkekerasan. Kemenag, katanya, ingin memastikan bahwa nilai-nilai ini tidak hanya dipahami secara teori, tetapi juga dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan kegiatan seperti Tepuk Sakinah, kami berharap nilai-nilai keluarga sakinah dapat tersosialisasi lebih luas kepada masyarakat. Ini bagian dari strategi memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia,” ujarnya.
Tepuk Sakinah di STQH Nasional XXVIII Kendari
Program Tepuk Sakinah menjadi salah satu kegiatan yang menarik perhatian masyarakat dalam ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Di stan pameran Ditjen Bimas Islam, ratusan pengunjung tampak antusias mempraktikkan Tepuk Sakinah lengkap dengan yel-yel dan gerakan tepuk tangan. Kemenag menilai metode ini efektif untuk memperkuat kesadaran pentingnya keharmonisan keluarga, terutama di tengah tantangan sosial modern.
Viral di Media Sosial, Diterima Positif oleh Masyarakat
Meski sempat menuai beragam reaksi di dunia maya, banyak masyarakat yang menilai Tepuk Sakinah sebagai cara segar dan positif dalam menyampaikan pesan moral. Di tengah meningkatnya angka perceraian dan konflik rumah tangga, inisiatif ini dianggap relevan untuk membangun kembali semangat kebersamaan dan kasih sayang di keluarga Indonesia.