Tetap Waras Saat Pasar Guncang: Saatnya Investasi Pakai Kepala Dingin

BeritaBandungRaya.com – Libur panjang Idul Fitri sudah selesai, tapi begitu perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka kembali pada Selasa, 8 April 2025, para investor langsung disambut kenyataan pahit: IHSG anjlok drastis. Setelah sebelumnya ditutup di level 6.510,62, indeks gabungan sempat longsor hingga 9,19% dan menyentuh angka 5.912,06. Tak ayal, BEI pun terpaksa melakukan trading halt untuk meredam kepanikan pasar.

Apa penyebabnya? Kombinasi yang cukup mengguncang: kebijakan tarif impor baru dari Amerika Serikat dan reaksi keras dari Tiongkok, ditambah nilai tukar Rupiah yang sempat menyentuh angka psikologis Rp17.000 per dolar AS di pasar internasional. Situasi ini bikin pasar global panas, dan efeknya langsung terasa di dalam negeri.

Nah, di tengah semua kekacauan ini, satu hal penting yang perlu diingat para investor: jangan biarkan emosi mengambil alih kemudi.

Baca Juga: Lagi Ngetren Investasi Emas? Ini Tempat Aman Beli Emas Batangan di Bandung

Emosi dan Investasi, Kombinasi yang Bisa Bahaya

Investasi seharusnya jadi perjalanan jangka panjang, bukan maraton buru-buru yang penuh belokan tajam. Tapi kenyataannya, banyak investor yang justru terjebak dalam keputusan impulsif saat pasar goyang. Ini yang disebut dengan behavioral finance—bagaimana psikologi manusia sering bikin kita ambil keputusan yang, jujur saja, nggak selalu masuk akal.

Contohnya? Banyak.

  • FOMO (Fear of Missing Out): Saat IHSG naik, kita jadi takut ketinggalan dan asal beli saham.

  • Loss Aversion: Sakitnya lihat kerugian bikin kita buru-buru jual saham, padahal belum tentu itu keputusan terbaik.

  • Overconfidence: Merasa tahu segalanya, padahal belum tentu punya data dan analisis yang cukup.

  • Herd Mentality: Ikut-ikutan orang lain jual, meskipun nggak yakin kenapa mereka jual.

Saatnya Balik ke Dasar: Evaluasi dan Diversifikasi

Kalau pasar lagi berdarah-darah, justru di situlah banyak saham bagus dijual murah. Ingat prinsip lama: beli saat orang lain takut, jual saat orang lain serakah.

Ini saat yang tepat untuk: