Di tengah populasi yang terus bertambah, sambung Siska, ada tantangan besar yaitu memastikan setiap orang, terutama generasi muda, punya akses pendidikan, kesehatan, dan sosial ekonomi serta kesempatan yang setara tidak memandang gender dan strata sosial ekonomi. Dia menegaskan, tema Hari Kependudukan Sedunia 2025 “Generasi Muda Berdaya, Keluarga Sejahtera, Jabar Istimewa” bukan hanya slogan, melainkan harus menjadi visi strategis yang penting untuk diwujudkan bersama.
“Mari kita bersama sama terus dorong kolaborasi lintas sektor dan lintas generasi untuk memastikan bahwa bonus demografi tidak menjadi bencana demografi. Hari Kependudukan Sedunia ini mari kita jadikan momentum sebagai titik balik untuk memperkuat sinergi, inovasi, dan komitmen bersama dalam menciptakan Jabar yang istimewa melalui generasi muda yang berdaya dan keluarga yang sejahtera,” pungkas Siska.
Menyikapi tantangan kompleks tersebut, Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (FEB Unpad) Ferry Hadiyanto menilai perlu adanya model pembangunan kependudukan yang secara khusus memberikan perhatian pada penduduk usia muda. Model tersebut hendaknya mempertimbangkan sinergitas perencanaan, pemetaan pola dan persebaran penduduk usia muda, proyeksi penduduk dan strukturnya pada kelompok usia 15-30 tahun, dan keterkaitan kebijakan multisektor untuk pembangunan kependudukan usia muda.
BACA JUGA: Jadwal Lengkap Timnas U-23 Indonesia di ASEAN U-23 Championship 2025: Siap Tembus Juara Grup A!