BeritaBandungRaya.com – Uni Eropa (UE) mengkritik keras serangan udara terbaru yang dilakukan Israel di Lebanon selatan pada Kamis lalu, yang menurut Tel Aviv ditujukan kepada infrastruktur milik kelompok Hizbullah. Serangan tersebut dinilai melanggar perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada November 2024.
BACA JUGA : Indonesia Terpilih Jadi Anggota Dewan Pemeriksa PBB 2026–2032, Gantikan China
Juru Bicara Urusan Luar Negeri UE, Anouar El Anouni, menegaskan bahwa Israel harus menghentikan seluruh tindakan yang bertentangan dengan Resolusi PBB 1701 yang mengatur gencatan senjata pascakonflik.
“UE menyerukan kepada Israel untuk menghentikan semua tindakan yang melanggar Resolusi 1701 dan perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada November 2024,” kata Anouni.
Ia menambahkan bahwa stabilitas kawasan sangat rentan, sehingga seluruh pihak harus menghindari tindakan provokatif.
“Kami mendesak semua pihak, terutama Hizbullah, untuk menahan diri dari langkah atau respons yang dapat memperburuk situasi,” imbuhnya.
UE menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah mempertahankan gencatan senjata serta menjaga capaian diplomatik yang sudah terbentuk selama setahun terakhir.
Israel Dituduh Coba Goyahkan Stabilitas Lebanon
Militer Israel sebelumnya meminta warga di empat desa Lebanon selatan untuk mengungsi dari bangunan mereka. Langkah itu dilakukan setelah Israel menyatakan akan menargetkan fasilitas militer Hizbullah yang diduga digunakan untuk memperkuat kembali persenjataan kelompok tersebut.
Tentara Lebanon menuduh serangan itu sebagai upaya Israel untuk “menggoyahkan stabilitas nasional” dan menghambat proses penempatan pasukan sesuai kesepakatan gencatan senjata.
Presiden Lebanon, Joseph Aoun, mengecam serangan tersebut. Iran juga mengutuk aksi Israel, menyebutnya sebagai tindakan “biadab”, dan menyerukan agar komunitas internasional segera turun tangan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.











