Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan. GE Aerospace, produsen mesin pesawat, telah mengirim tim ke India untuk menganalisis data kokpit. Sementara itu, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat menyatakan akan memimpin tim investigasi internasional bekerja sama dengan otoritas penerbangan India.
Konsultan keselamatan penerbangan asal AS, Anthony Brickhouse, mengemukakan analisis awal bahwa dalam rekaman video, roda pendarat pesawat terlihat belum ditarik—sebuah indikasi potensi gangguan teknis serius sesaat setelah lepas landas.
Tragedi ini menjadi kecelakaan fatal pertama yang melibatkan pesawat model Boeing 787-8 Dreamliner sejak pertama kali dioperasikan secara komersial tahun 2011. Insiden ini juga menjadi pukulan berat bagi Boeing, yang sahamnya anjlok 5% pascakecelakaan, di tengah upaya pemulihan reputasi perusahaan setelah serangkaian isu keselamatan dan produksi sebelumnya.
BACA JUGA: Lengkap! Ini Daftar 29 Peserta yang Lolos Audisi D’Academy 7 Indosiar
Maskapai Air India, yang saat ini berada di bawah naungan Tata Group, telah menyatakan komitmen penuh untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban. Ketua Tata Group, N. Chandrasekaran, mengumumkan bahwa pihaknya akan memberikan santunan sebesar 10 juta rupee (sekitar Rp1,9 miliar) bagi keluarga korban meninggal dunia, menanggung biaya medis korban luka, dan membangun kembali asrama mahasiswa yang hancur.
Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas tragedi ini. “Tragedi di Ahmedabad sungguh memilukan,” tulis Modi di platform X. Raja Charles dilaporkan juga telah menerima pembaruan rutin dari pemerintah Inggris mengenai insiden tersebut.