Sekretaris Unsri, Prof. Alfitri, menegaskan pihak kampus sudah memiliki aturan jelas terkait PKKMB yang melarang segala bentuk perpeloncoan, kekerasan, pelecehan seksual, maupun intoleransi.
“Jika terbukti ada pelanggaran, sanksinya akan diberikan sesuai aturan. Hukuman terberat bisa berupa pemecatan mahasiswa,” kata Alfitri.
Ketua Umum Himateta, Ivandi Caesario Amar, akhirnya buka suara dan meminta maaf atas insiden yang terjadi. Menurutnya, peristiwa itu berawal setelah kegiatan gotong royong kampus pada Sabtu sore.
“Salah satu anggota mengusulkan kegiatan itu secara spontan. Kami tidak berpikir panjang dan menyesali keteledoran tersebut. Kami memohon maaf sebesar-besarnya,” kata Ivandi.
Namun, permintaan maaf itu tak cukup meredam kemarahan publik. Banyak warganet menilai tindakan tersebut mencederai nilai pendidikan dan justru mempermalukan mahasiswa baru.
Baca Juga: VIRAL, Video Maba Unsri Dipaksa Berciuman saat Ospek, Begini Penjelasan Kampus!
Pembekuan Himateta dianggap sebagai peringatan keras bagi organisasi mahasiswa lainnya. Unsri menegaskan orientasi mahasiswa baru harus berfokus pada pengembangan karakter, penanaman nilai akademik, serta pengenalan lingkungan kampus, bukan tindakan yang berbau pelecehan atau perundungan.
“Universitas sudah sering mengingatkan agar kegiatan PKKMB dijalankan sesuai aturan. Jika ada pelanggaran, maka sanksi tegas akan dijatuhkan,” tambah Alfitri.
Langkah Unsri membekukan Himateta juga mendapat apresiasi dari sejumlah pihak yang menilai keputusan itu penting untuk menjaga citra kampus. Dengan adanya investigasi lanjutan, diharapkan kasus serupa tidak lagi terulang di masa depan.












