“Paketnya harus dibuka lagi, mungkin aturan dari kantor kalau mau klaim orderan fiktif harus jelas bahwa semuanya sudah diserahkan,” ujar pengurus panti.
Kecewa dengan kelakuan sang driver, pengurus panti mengungkapkan rasa kesalnya. Mereka merasa anak-anak yatim piatu dimanfaatkan dalam aksi penipuan yang tidak seharusnya terjadi. “Sebenarnya aku kesal banget sih ngelihat anak-anak diginiin,” kata pengurus panti dengan nada sedih.
Aksi driver ojol ini semakin mencoreng citra profesi pengemudi ojek online yang selama ini dikenal ramah dan siap membantu.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, terutama bagi pihak-pihak yang berencana melakukan amal atau sedekah, agar lebih berhati-hati dan memastikan niat baik mereka tidak disalahgunakan.***